Selasa, 25 Desember 2012

RESENSI BUKU


TEOLOGI ISLAM
ALIRAN-ALIRAN SEJARAH ANALISA PERBANDINGAN

Penulis             : Harun Nasution
Penerbit           : Universitas Indonesia (UI-Press)
Cetakan           : 2010
Halaman          : 156 Halaman

ALIRAN-ALIRAN YANG ADA DALAM ISLAM

Harun Nasution dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatra Utara, pada tanggal 23 September 1919. Beliau lulusan dari Universitas Al Azhar di Kairon dan Universitas di Amerika. Beliau telah menerbitkan banyak karya baik berupa buku maupun artikel, dan buku “Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan” merupakan karyanya yang cukup memberikan peraan dalam Ilmu Teologi di Indonesia.
Teologi dalam Islam disebut ilmu al tauhid dan Ilmu al kalam. Teologi merupakan ilmu yang membahas tentang ajaran-ajaran dasar dari suatu Agama dan mempelajari teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada keyakinan-keyakinan yang kuat yang tidak mudah diombang-ambing oleh peredarn zaman.
Penulis membagi buku ini dalam dua bagian, yaitu:

Ø  Bagian Pertama, Aliran-aliran dan Sejarah
Pada bagian pertama Penulis mengajak kita untuk mengetahiu masalah-masalah yang menimbulkan masalah Teologi. Semua masalah itu dimulai sejak zaman Nabi Muhammad Saw hingga masa Pemerintahan Ali dan masa Muawiyah. Aliran yang pertama muncul ialah Aliran Khawarij, yang salah satu ajarannya mengajarkan tentang mana yang pantas disebut berdosa dan mana yang tidak pantas disebut dosa. Aliran kedua adalah Aliran Murjiah, diikuti okeh kemunculan aliran Qodariah-Jabariah, Mutazilah, Ahli Sunnah Wal Jamaah dan masih banyak Aliran yang muncul setelah kemunduran Aliran sebelum mereka. Dan dalam bab ini penulis menjelaskan kepada kita betapa sebuah persoalan politik bisa berkembang menjadi persoalan Teologi, dan penulis juga menjelaskan tentang sejarah dan pemikiran  Aliran-aliran tersebut.

Ø  Bagian Kedua, Analisa dan Perbandingan
penulis membandingkan ajaran beberapa aliran dengan memuculkan permasalahan Agama yaitu mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui tuhan, mengetahui soal baik dan jahat, dan mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi larangannya. Semua permasalahan diatas berkaitan konsep wahyu dan akal. Penulis mengatakan semua aliran mempunyai jawaban atas permasalahan tersebut. Mu’tazilah contohnya, mereka berpendapat bahwa pengetahuan dapat diperoleh lewat akal sedangkan kewajiban-kewajiban dapat diketahui dengan pemikiran yang dalam (secara filsafat). Sedangkan Asy’ariyah menolak pendapat mu’tazilah, mereka berpendapat bahwa kewajiban hanya dapat diketahui melalui wahyu, sedangkan akal tidak bisa membuat suatu hal menjadi wajib, dan mengerjakan yang baik serta menjauhi yang buruk adalah kewajiban manusia. Pada pembahasan ini Penulis juga mengajak pembaca menganalisa suatu ajaran dengan cara membandingkannya dengan pendapat para tokoh-tokoh aliran mereka atau membandingkan dengan aliran lainnya. Penulis mengungkapkan bahwa pada dasarnya semua aliran teologi sama-sama mempergunakan akal dan wahyu dalam menyelesaikan masalah, perbedaan mereka terletak pada perbedaan mentafsirkan ayat-ayat Al Quran, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa mu’tazilah adalah salah satu aliran yang berpandangan Liberal, kebanyakan ajaran mereka menggunakan rasio untuk menyelesaikan yang ada, pembahasan mereka bersifat filosofis sehingga bagi sebagian orang awam hal ini sulit dimengerti. Sedangkan para teolog tradisional cenderung berpegang teguh dalam penafsiran ayat Qur’an dan hadits yang terbatas pada harfiahnya saja dan kadang tidak menggunakan logika. Penulis mengatakan bahwa semua aliran tidak keluar dalam islam, tetapi tetap dalam islam. Dengan demekian tiap orang islam bebas memilih salah satu dari aliran-aliran teologi tersebut, yaitu aliran mana yang sesuai dengan jiwa dan pendapatnya.
Buku ini memberikan banyak pengetahuan kepada kita tentang pengetahuan ajaran-ajaran aliran-aliran yang ada dalam islam. Isi buku ini sisusun dengan bahasa yang mudah dipahami bagi para pembacanya, tetapi juga ada beberapa pembahasan yang terlalu global dan bertele-tele, yang harus direvisi ulang agar pembaca bisa lebih memahami penjelasan yang ada dalam buku ini.
Buku ini sangat sesuai karena pembahsan atau isi buku ini sudah cukup untuk memahami tentang ilmu teologi, dan buku ini sangat cocok bagi kalangan mahasiswa yang ingin mempelajari tentang sejarah, ajaran, dan pemikiran aliran-aliran yang ada dalam islam tentang konsep wahyu dan akal.



RESENSI BUKU

PEMBAHARUAN DALAM ISLAM
SEJARAH PEMIKIRAN DAN GERAKAN

Oleh: Yoga Permana Sasmita


Penulis         : Prof. Dr. Harun Nasution
Penerbit       : PT Bulan Bintang
Terbit           : Cetakan pertama, oleh NV Bulan Bintang, Jakarta, 1975.
                        Cetakan kesebelas, PT Bulan Bintang, Jakarta, 1996.
Halaman       : 216 Halaman

1.      Kelebihan dan Kakurangan Buku.

·      Kelebihan
Selain terdapat hal-hal lumrah dalam sebuah buku seperti daftar isi, pendahuluan, pengantar, isi dan daftar buku bacaan/daftar pustaka, dalam buku ini juga tercantum hal lainnya, yaitu UU Hak Cipta, footnote, daftar nama-nama dan istilah serta catatan. Hal-hal tersebut menjadi sebuah penyempurna dan dapat pula disebut sebagai pelengkap yang bisa memudahkan pembaca untuk memahami buku ini.
·         Kekurangan
Dalam setiap apapun yang berhubungan dengan manusia takan lepas dari suatu salah dan khilap. Maka dari itu, pasti dalam buku ini pun akan terdapat suatu yang dianggap kurang menurut si pembaca. Menrut peresensi, kekurangan yang terdapat dalam buku ini adalah Glosarium. Glosarium ini mencakup penjelasan dari kata-kata isi buku yang mungkin tidak dapat dipahami si pembaca. Yang terdapat dalam buku ini hanya daftar nama-nama dan istilah tanpa penjelasannya. Selain itu, tidak adanya revisi (belum ada) dari buku ini yang diharapkan bisa lebih jauh menjelaskan hal-hal mengenai pembaharuan dalam Islam beserta sejarah pemikiran dan gerakannya dengan menggunakan bahasa yang lebih baku dan jelas lagi.
2.      Penjelasan Isi Buku
Selain mengenai kelebihan dan kekurang buku, adapun ringkasan isi buku tersebut sebagai berikut.
Buku ini membahas tentang pemikiran dan gerakan pembaharuan dalam Islam, yang timbul di Zaman yang lazim disebut Periode Modern dalam sejarah Islam. pembahasannya mencakup atas pembaharuan yang terjadi di tiga negara Islam yaitu, Mesir, Turki  dan India-Pakistan.
Buku Pembaruan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan karya Prof. Dr. Harun Nasution ini, terdiri dari sembilanbelas bab dengan 216 halaman. Sembilanbelas bab ini dibagi ke dalam tiga bahagin kembali, yaitu sebagai berikut.
·         Bahagian I, Mesir.
Bahagian ini, terdiri dari bab I sampai bab VII yang mencakup beberapa pendudukan tokoh-tokoh, Napoleon, Muhammad Ali Pasya, Al-Tahtawi,  Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida serta murid dan pengikut Muhammad Abduh.
Ekspedisi yang dilakukan Napoleon ke Mesir, menghasilkan ide-ide yang pada waktu itu belum mempunyai pengaruh terhadap umat Islam di Mesir. Tetapi, dalam perkembangan kontak dengan barat di abad kesembilan belas ide-ide itu makin jelas dan kemudian diterima dan dipraktekkan. Bagaimanapun, ekspedisi Napoleon telah membuka mata umat Islam Mesir akan kelemahan dan kemunduran mereka.
Muhammad Ali Pasya, merupakan seorang perwira yang ikut melawan tentara Napoleon. Namun, saat itupun dunia Islam sedang dalam keadaan kemundurannya, sedang dunia barat dalam keadaan maju. Muhammad Ali Pasya merupakan salah satu orang yang berpengaruh dalam pembaharuan Islam pada masa itu bersama tokoh lainnya, yaituAl-Tahtawi,  Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida.
·         Bahagian II, Turki.
Pada bahagian II ini, mencakup dari bab VII sampai bab XIII. Tokoh dan golongan yang berpengaruh, yaitu Sultan Mahmud II pembaharuan di Kerajaan Utsmani, Tanjimat atau penyusunan dan peraturan undang-undang baru, Usmani Muda dengan pemikiran-pemikirannya, Turki Muda yang terkenal dengan opposisi terhadap pemerintahan absolut Sultan Abdul Hamid, sampai pada tiga aliran pembaharuan (barat, Islam dan Nasionalis). Dan akhirnya Mustafa Kemal yang Sekularisme, yang tidak menghilangkan agama Islam dari masyarakat Turki, namun menghilangkan kekuasaan agama dari bidang politik dan pemerintahan.
·         Bahagian III, India-Pakistan
Pada bahagian terakhir ini, meliputi bab XIV sampai bab XIX. Bahagian ini, termasuk di dalamnya menjelaskan gerakan dan tokoh yaitu, gerakan Mujahidin, Sayyid Ahmad Khan, Gerakan Aligarh, Sayyid Amir Ali, Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah dan Abdul Kalam Azad serta Nasionalisme India.

Jumat, 21 September 2012

TOKOH-TOKOH ANTROPOLOGI


  1. Antropologi Islam
1)   Koentjaraningrat
Koentjaraningrat lahir di Yogyakarta tahun 1923. Beliau lulus Sarjana Sastra Bahasa Indonesia Universitas Indonesia pada tahun 1952. mendapat gelar MA dalam antropologi dari Yale University (Amerika Serikat) tahun 1956, dan gelar Doktor Antropologi dari Universitas Indonesia pada tahun 1958. Sebelum menjalani pensiun tahun 1988, ia menjadi gurubesar Antropologi pada Universitas Indonesia. Beliau pernah pula menjadi gurubesar luar biasa pada Universitas Gajah Mada, Akademi Hukum Militer, Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, dan pernah diundang sebagai gurubesar tamu di Universitas Utrecht (Belanda), Universitas Columbia, Universitas Illinors, Universitas Ohio, Universitas Wisconsin, Universitas Malaya, Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales di Paris, dan Center for South East Asian Studies, Universitas Kyoto. Penghargaan ilmiah yang diterimanya adalah gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Utrecht (1976) dan Fukuoka Asian Cultural Price (1995).
Menurut beliau, dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi Indonesia, kita belum terikat oleh suatu tradisi sehingga kita masih dapat memilih serta mengkombinasikan berbagai unsur dari aliran yang paling sesuai yang telah berkembang di negara-negara lain, dan diselaraskan dengan masalah kemasyarakatan di Indonesia. Karya-karyanya yang telah diterbitkan antara lain Atlas Etnografi Sedunia, Pengantar Antropologi, dan Keseragaman dan Aneka Warna Masyarakat Irian Barat.
2)   Parsudi Suparlan
Prof. Parsudi Suparlan adalah seorang Antropolog Nasional, ilmuwan sejati, yang berjasa menjadikan Antropologi di Indonesia memiliki sosok dan corak yang tegas sebagai disiplin ilmiah, yang tak lain adalah karena pentingnya penguasaan teori. Beliau lulus Sarjana Antropologi dari Universitas Indonesia tahun 1964. Kemudian menempuh jenjang MA lulus pada tahun 1972 dan PhD lulus tahun 1976 di Amerika Serikat. Beliau mencapai gelar Guru Besar Antropologi Universitas Indonesia tahun 1998. Menurut beliau, antropologi merupakan disiplin ilmu yang kuat, karena pentingnya teori, ketajaman analisis, ketepatan metodologi, dan tidak hanya sekedar mengurai-uraikan data. Selain itu, juga pentingnya pemahaman yang kuat mangenai konsep kebudayaan dan struktur sosial.
2.      Antropologi Barat
1)   Clifford Geertz (1926 – 2006)
Profesor Clifford Geertz adalah seorang tokoh antropologi asal Amerika Serikat. Beliau dijuluki sebagi Tokoh Antropologi Segala Musim. Hal ini dikarenakan pemikirannya yang selalu mengikuti zaman. Karyanya yang berjudul The Religion of Java adalah suatu karya yang berciri kuat structural-fungsionalisme klasik. Geertz juga diakui sebagai salah satu pembuka jalan bagi pemikiran postmodernisme dalam ilmu-ilmu sosial. Hampir dalam setiap karya dan perbincangan teori antropologi di dunia mengutip karya-karyanya, sekalipun perbincangan tersebut mengkritik/kontra dengan pemikirannya. Salah satu pemikirannya yang mengandung relevasi dan merefleksikan kondisi masyarakat dan kebudayaan kota masa kini adalah tesis tentang involusi pertanian yang dapat dilacak dalam buku Agricultural Involution, The Process of Ecological Change in Indonesia (1963).
2)   James Danandjaja (1934 – …)
James Danandjaja dilahirkan di Jakarta 13 April 1934. Beliau adalah tokoh Folklor (adat-istiadat tradisional dan cerita rakyat yg diwariskan secara turun-temurun, tetapi tidak dibukukan) Nusantara yang pertama. Bagian budaya yang bernama folklor itu berupa bahasa rakyat, ungkapan tradisional, teka-teki, legenda, dongeng, lelucon, nyanyian rakyat, seni rupa, dan lain sebagainya. Ilmu tentang folklor ia perkenalkan kepada mahasiswa jurusan Antropologi FISIP Universitas Indonesia sejak tahun 1972. pada mata kuliah tersebut, para mahasiswa antara lain ditugasinya mengumpulkan berbagai folklor di tanah air. Hasil pengumpulan itulah, antara lain yang ia gunakan untuk bukunya. Ia mendapatkan Master dari Universitas Berkeley tahun 1971 dengan karya tulis yang kemudian diterbitkan sebagai buku, An Annotated Bibliography of Javanese Folklore. Gelar Doktor dalam bidang Antropologi Psikologi ia peroleh dari Universitas Indonesia tahun 1977, dengan disertasi Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. Buku lain karya Jimmi adalah Pantomim Suci Betara Beratak dari Trunyan, Bali dan Upacara Lingkaran Hidup di Trunyan, Bali, serta Folklor Indonesia.





..ghoy..

Rabu, 13 Juni 2012

POLA BERPIKIR MANUSIA DI DUNIA ISLAM

Islam bukan hanya sebuah nama tetapi juga basis peradaban yang sangat luas menyebar dari Atlantik ke Pasifik dan mencakup kehidupan banyak kelompok etnis termasuk Arab, Persia, Indo-Pakistan, Malaysia, Cina, Afrika, Turki dan lain-lain. Peradaban ini telah menghasilkan sejumlah gerakan spiritual, aliran, teologi, filsafat dan sains yang berada di antara peradaban besar terkaya lainnya dalam wilayah kegiatan intelektual.

Dari semua yang dihasilkan oleh peradaban itu, tidak lepas dari pola pikir manusia. Beberapa abad yang lampau, manusia dituntut untuk mempunyai iman dan kepercayaan yang kuat terhadap suatu keyakinan spiritual agama. Mereka yang di curigai tidak mempunyai iman dan kepercayaan spiritual agama yang kuat, akan dikucilkan oleh masyarakat umum, mereka dianggap sebagai orang sesat dan murtad. Bahkan mereka dapat diajukan kepengadilan sebagai suatu perbuatan jahat yang mengingkari dan menentang kehendak Zat Yang Maha Kuasa.

Spiritual agama Islam tentu saja berhubungan langsung dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi (Hadits). Hal ini berdasarkan pada makna batin ayat-ayat firman Tuhan dan perilaku Nabi yang berkenaan dengan kehidupan batiniah. Dalam sejarah Islam aspek tradisi dalam hal ini dikenal sabagai Althariqah ilallahlah, yang berarti jalan menuju Tuhan, dan kemudian pada suatu waktu dalam kurun kedua abad Islam dikenal dengan nama Tasawuf, walaupun spiritualitas Islam juga ditemukan dalam berbagai bentuk diluar bentuk Tasawuf.

Kemudian memasuki masa dimana ilmu pengetahuan modern berkembang dengan sangat pesat, para ahli dituntut untuk bekerja lebih giat agar dapat menjelaskan seluruh masalah dengan metode ilmiah dan logika. Perkembangan ilmu pengetahuan modern yang sedemikian pesatnya, sehingga timbul kelompok masyarakat mulai mengambil dasar logika sebagai pandangan hidupnya, menggantikan iman dan kepercayaan.

Perubahan pandangan hidup ini akhirnya menjadi lebih ekstrim. Sehingga sebagian besar masyarakat, mulai menganggap bahwa orang yang mempunyai pandangan hidup dan pikiran yang keluar dari dasar logika dan ilmu pengetahuan adalah orang yang bodoh, kuno, dan tahayul. Demikian pula bagi para umat yang masih menjalankan pembinaan kehidupan spirirual agama dengan berpedoman pada iman dan kepercayaan, akan disebut sebagai orang ortodok yang ketinggalan zaman.

Tetapi sungguh disayangkan, ternyata kerja keras untuk para ahli untuk mengungkapkan segala proses alamiah yang berdasarkan logika dan metode ilmiah, tidak pernah mencapai penyelesaian yang total dan sempurna. Ternyata akhirnya banyak para ahli yang mulai menyadari bahwa semakin banyak yang diketahui, semakin banyak pula yang tidak diketahuinya.

Akhirnya sebagian masyarakat mulai jenuh dengan dasar logika dan ilmu pengetahuan dimana semakin banyak yang terungkap semakin banyak lagi yang harus terungkapkan. Mereka kembali mendalami iman dan kepercayaan seperti di masa lampau, karena mereka menyadari akan pencarian yang tanpa batas tidak pernah dapat memuaskan kehidupan rohaninya.

Setiap manusia pasti memiliki pola pikir dan cara pandang tentang segala hal, karena pada setiap manusia dilengkapi dengan akal. Dari permasalahan-permasalahan yang sering dihadapinya akan melahirkan satu padanganan tentang bagaimana cara atau solusi untuk menghadapi permasalahan-permasalahan itu.

Pola pikir itu sendiri dapat timbul dengan sendirinya ketika manusia itu terbentur oleh suatu permasalahan hingga akhirnya ia akan terbentuk karakternya oleh permasalahannya itu sendiri. Karena ketika kita mulai berpikir maka kita sendiri telah dihadapi  oleh suatu masalah yang mungkin permasalahannya terlalu abstrak hingga sulit untuk diungkapkan dengan kata.

Pandangan-pandangan hidup pada dasarnya terbentuk oleh beberapa faktor yang sangat dominan mempengaruhi manusia, antara lain:
  1. Cita-cita dan angan=> Cita dan angan merupaka awal dari suatu permasalahan yang akan dihadapi sehingga dapat membentuk karakter berpikir serta pola pikir dan pandangan hidup dari suatu permasalahan yang timbul.
  2. Pengalaman=> Pengalaman merupakan guru terbaik yang dimiliki oleh setiap orang. Belajar tidak hanya membaca atau mendengar dan menulis saja, Belajar yang baik adalah  memadukan ketiganya menjadi satu kesatuan yaitu melakukan dengan melakukan maka kita akan membaca karakter permasalahan, menganalisi permasalahan serta mencari solusi dari permasalahan yang dihadapai “analisis” sehingga dengan melalukan maka kita telah belajar baik disengaja atau tidak.
  3. Pendidikan=> Pendidikan merupakan faktor penunjang dari suatu pola pikir cara pandang karena pada dasarnya pendidikan dapat merubah pola pikir dan cara berpikir seeorang. Tentunya akan sangat berbeda cara berpikir dan cara menyelesaikan suatu permasalahan seorang yang mengenyam pendidikan dengan orang yang tidak mengenyam pendidikan. Meski pendidikan tidak dapat sepenuhnya menjadi jaminan pembentukan karakter seseorang tetapi minimal dari pendidikan itulah seseorang dapat menjadi sedikit dewasa dalam segala hal.
  4. Karakter manusia=>Karakter manusia dapat terbentuk oleh pergaulan baik pergaulan dalam akademis “sekolah, kampus atau lembaga lainnya”, ataupun non akademis “keluarga dan masyarakat”. Pergaulan dapat membentuk kepribadian dan pola pikir seseorang.
Keempat faktor tersebut merupakan faktor yang membentuk dan mempengaruhi pola pikir, kedewasaan dan pandangan hidup seseorang karena tidaklah mungkin pandangan hidup serta paradigma beripkir dan kedewasaan seseorang dapat timbul tanpa adanya faktor yang mempengaruhi dan membentuknya, dalam hal ini adalah permasalahan-permasalahan yang dihadapi baik dalam pencapaian suatu tujauan yang berkaitan dengan cita dan angan hingga masalah percintaan.

Hikmah yang dapat diambil disini, bila dihubungkan dengan nilai penting yang dibahas. Bahwa yang dimaksud oleh Allah SWT tentang pola berpikir manusia disini bisa dimaknai sebagai menegakkan sikap-sikap ilmiah sebagai moralitas positif dalam mencapai perintah Khalifah. Mana mungkin bisa menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi, bila tidak memiliki pola pikir dan menguasai ilmu pengetahuan untuk menundukkan alam semesta supaya dapat dikelola dan diambil manfaatnya. Mana mungkin menguasai ilmu pengetahuan, bila masih menganggap metode ilmiah sebagai racun umat. Mana mungkin menguasai ilmu pengetahuan bila masih bersikap tertutup, acuh tak acuh, malas, subyektif, pasrah, ikut-ikutan berlawanan dengan sikap-sikap ilmiah.
                                                                                                                                                 ..[GPS]..

Senin, 11 Juni 2012

Sosiologi


Teori Sosiologi Modern, Ed 6, Ritzer-Goodman

Judul               :  Teori Sosiologi Modern, Ed 6., Ritzer-Goodman
Penerbit           : Kencana
Penulis             : George Ritzer-Douglas J. Goodman

Deskripsi ringkas
Isi buku ini garis besarnya adalah:
1.      Uraian perkembangan pemikiran dan teori sosiologi modern.
2.      Tokoh-tokoh paling utama yang menentukan arah sejarah perkembangan sosiologi.
3.      Mazhab-mazhab paling signifikan dan berpengaruh sejak awal berdirinya sosiologi sampai abad 21.
4.      Kontroversi-kontroversi pemikiran besar dalam sosiologi yang ikut menentukan jalannya sejarah.
Buku ajar George Ritzer ini (guru besar dan pemikir sosiologi kontemporer terpenting) telah diakui oleh seluruh dunia sebagai buku terbaik dan terlengkap dalam kajian teori sosiologi modern, dan telah diterjemahkan ke lebih dari selusin bahasa di dunia.
Kajian sistematis buku ini dimulai denan tinjauan periode pembentukan dan perkembangan sosiologi di masa-masa awalnya dan diakhiri dengan kemunculan teori sosial post-modern. Selain itu disajikan pula hubungan, perkembangan dan" pertempuran" antara teoridan mazhab sosiologi, mulai dari strukturalisme, marxisme, feminisme sampai post-modernisme.
Di samping itu perkembangan mutakhir teori sosial modern dan konsep-konsep utamanya, seperti post-strukturalisme, post-modernisme, McDonalisasi, teori jaringan, teori globalisasi sampai metateori sosiologi, dibahas secara komprehensif, bersama dengan tinjauan ulang atas para pemikir utama dari periode klasik hingga terkini, mulai dari Comte, Durkeim, Marz, Edward Du Bois, Zygmunt Bauman, Ulrich Bech, Anthony Giddens, Dahrendorf, Kellner, Faucault, Habermas sampai Ritzer. Setiap teori-teori kunci dilengkapi dengan sketsa biografis tokoh-tokoh sosiologi paling berpengaruh dan terkenal , sehingga pemaca sekaligus akan memahami konteks kemunculan dan perkembangan teori-teori tersebut, karya-karya orisinal mereka, dan mengapresiasi secara lebih luas diversitas teori-teori kontemporer.
Deskripsi sosiologi dalam buku ini ditata dalam suatu gaya penulisan yang apik, sehingga para pemula dalam sosiologi akan dapat memperlakukan buku ini sebagai sebuah pengantar lengkap, dan untuk mereka yang tengah menggelutinya secara mendalam , buku ini adalah reading-advance yang sangat kritis.